Sunday, June 10, 2007

Asiknya Bikin Chart Musik (Tangga Lagu)

Sebagai orang yang hobi dengerin musik, aku sangat apresiatif terhadap musik. Setiap hari atau minggu pasti ada beberapa lagu tang 'bertahta di hatiku' dan sering sekali aku senandungkan apalagi klo diputer di radio... Seneng banget rasanya.
Lagu-lagu itu adalah lagu-lagu hit versiku. Tapi tak selamanya lagu-lagu yang 'bertahta di hatiku' itu juga jadi hit di radio-radio (Aku sekarang bukan televisi mania, aku lebih sering denger lagu / muski dari radio, karena televisi selalu terlambat masukin lagu sebagai lagu hit : mesti nunggu videoklipya dulu)
Karena itulah dan juga rasa ketidak puaanku terhadap kedudukan lagu-lagu yg kusukai itu di chart-chart radio, aku mulai bikin chart yang aku tulis di buku khusus chart. Aku udah memulainya dari Juli tahun 2000 sampai sekarang (meskipun tahum 2005 pernah vakum setahun).
Chart pertama yg aku bikin hanya 5 besar lagu pilihan, aku beri nama BIG FIVE. Terus pada Oktober 2000 dikembangin menjadi 10 besar dan diberi nama GRAND DIX (Bhs. perancisnya Big Ten). Lalu setahun kemudian (Oktober 2001) aku kembangin lagi menjadi 20 besar, dan namanya TWENTOP, yang pada Januari 2002 aku melakukan penataan ulang.
TWENTOP bertahan 2 tahun sampai Januari 2004 aku kembangin lagi menjadi 30 besar, dan namanya berubah menjadi XXX (Triple-X, angka Romawi untuk 30), yang hanya berusia setahun saja. Pada akhir 2004 aku mulai merasakan kejenuhan menyusun chartku. Llu aku putuskan break sementara atau selam-lamanya.
Akhir tahun 2005 mulai bangkit rasa kangenku bikin chart, lalu awal 2006 aku bikin chart lagi, untuk sementara 10 besar saja dulu, dan diberi nama PULSA (singkatan dari Sepuluh Besar) LOKAL dan INTERNASIONAL . Dan pertengahan 2006 aku kembangin lagi menjadi 15 besar secara bertahap : yang pertama PULSA LOKAL (sekitar bulan April), menyusul kemudian PULSA INTERNASIONAL sekitar bulan Juni. Namanyapun diganti menjadi AMPLAS (Ajang Musik Pribumi Lima Belas) dan AMBLAS (Ajang Musik Barat Lima Belas).
Dari pengalamanku bikin chart aku menikmati keuntungan :
1. Aku bisa tahu dan mengenal banyak lagu dari berbagai jenis musik
2. Apresiasi seniku semakin terasah
3. Dan yg paling asik adalah aku bisa mendokumentasikan lagu-lagu kesukaanku. Aku bisa tahu dan bernostalgia lagu apa yg jd jawara di chartku 1 tahun, 2 tahun, atau 5 tahun yang lalu. Dan mungkin klo aku udah tua nanti, aku juga bisa ingat lagu2 apa yg jadi kesukaanku ketika aku masih muda. He3x!!!!


Compiling Chart is a good hobby too... jd jika kamu hobi denger musik, lengkapilah itu dengan bikin chart versimu sendiri.....

Radio dan Diskriminasi 'Musik Gurem'


Musik gurem adalah sebutan bagi musik yang dirasakan kampungan, ndeso, norak, wagu atau katrok bagi beberapa komunitas sehingga mereka tidak mau mendengarkannya , manyanyikannya atau memainkannya. Beberapa stasiun radio telah melakukan pemilahan terhadap musik/ lagu yang masuk untuk dikumandangkan kepada publik pendengarnya. Radio-radio itu memang sengaja tidak memutar lagu beberapa artis yang dianggap oleh mereka gurem dan kacangan baik request oleh pendengarnya maupun tidak, dan masuk daftar balcklist.


Contohnya aja ada sebuah (atau mungkin beberapa) stasiun radio Semarang yang kayaknya anti banget sama yang namanya RADJA, ST 12 dan KANGEN BAND yang lagi naik daun saat ini sebagai band baru di mata masyarakat lewat video klip yang sering nongol di MTV atau penampilan panggung mereka di teve2 lain. Penyiar2nya terang2an menghina dan merendahkan mereka, menganggap mereka grup musik kampungan yang tidak layak jual, dengan tanpang pas2an dan aliran yg sedikit berkiblat ke slow rock malaysia dan mengagitasi pendengar supaya tidak menyukai mereka ..... Akibatnya lagu2 mereka tidak pernah diputar. Jika pernah diputer satu kalipun sebagai bahan olok2an saja.

TRAGIS...............


Seharusnya sebagai radio harus menampung dan memutarkan semua lagu yang sedang nge-hits dan tidak melakukan diskriminasi terhadap artis2 tertentu (meskipun ternyata musik mereka memang benar2 gurem) sesuai dengan format segmentasi radionya (misalnya : radio dangdut tidak mungkin memutarkan lagu2 pop). Dan tidak selayaknya sebuah radio mengolok2 dan menghina artis penyanyi dari negerinya sendiri.
Berbeda dari radio, televisi justru menjadi sarana untuk mendongkrak band-band (yang dirasa) gurem di radio itu. Banyak program musik panggung dan infotainment yang menampilkan band-band itu. MTV pun sering memutarkan video klip mereka. Sebaliknya, artis-artis yang ngetop di radio jarang nampil di televisi (Misalnya : TANGGA, NUMATA, DYGTA, TOMPI, dll). Akibatnya 'artis2 gurem' itu punya banyak fans (sebagian besar pasti mengenal mereka dari layar televisi).
Kenapa bisa begini ya?

Ya, apa mau dikata. Dunia memang adil. Tidak bisa nongol di sini malah bisa nongol di sana, tidak punya penggemar di sini malah punya penggemar di sana.....